hit 

counter

nyuk nyang koko

Jasmerah, Musyawarah Besar dan Pemilihan Ketua Umum TRABAS 2017 dihadiri Frans Tanujaya dan Ketua IMI Jabar terpilih H. Fachrul Sarman

Written By jenni jean on Sunday, February 12, 2017 | 6:28 PM

Jasmerah, Musyawarah Besar dan Pemilihan Ketua Umum TRABAS 2017 dihadiri Frans Tanujaya dan Ketua IMI Jabar terpilih H. Fachrul Sarman



Like dan Subscribe my youtube ya......
Untuk like dan subscribe, klik kanan bawah (tulisan youtube)




#edisiseriusdikit

Pertama sekali, saya ucapakan selamat kepada Sdr. Eddy Jalus ( angkatan Petir Puntang) yang telah terpilih secara demokratis sebagai Ketua Umum TRABAS periode 2017 - 2020 di Musyarawah Besar TRABAS, Sabtu 11 Februari 2017.

Eddy Jalus, Ketua Umum TRABAS terpilih periode 2017-2020
Gaes,
Buat kalian yang suka beradventure atau enduro atau yang berhubungan dengan petualangan dialam bebas menggunakan motor trail, edisi ini rasanya layak untuk disimak. Menceritakan sedikit latar belakang club adventure roda dua tertua di Indonesia dan bagaimana “penyakit” ini mulai mempengaruhi dan menyebar ke berbagai daerah di Indonesia

TRABAS MERDEKA, event adventure nasional bergengsi  yang telah menjadi agenda tetap
 dan diselenggarakan setiap tahun sekali

 Ada yang berbeda di hari kemarin, Sabtu 11 Februari 2017.
Sedari pagi terlihat kesibukan di gedung Kwarcab Pramuka kota Bandung, Jl. LL.R.E. Martadinata 157, Bandung – Jawa Barat.
Trail Adventure Bandung Association atau yang lebih dikenal sebagai TRABAS, akan mengadakan Musyawarah Besar atau Mubes dengan agenda  :
1.      Laporan pertanggung-jawaban pengurus periode 2014-2017
2.      Menetapkan aturan tambahan Anggaran Dasar
3.      Pemilihan Ketua Umum masa bakti periode 2017 - 2020


JASMERAH, Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah......

Maraknya kegiatan adventure roda dua belakangan ini tidak bisa dipisahkan dari kiprah rekan senior di TRABAS. Menularkan kegemaran  berpetualang dengan motor trail ke hutan-hutan melalui sungai dan jalur-jalur ektrem yang memacu adrenalin, telah menyebar ke seluruh penjuru tanah air. Sejarah panjang telah terukir, cerita suka dan duka mengalir dari para pendiri dan saksi berdirinya club ini. Bukan hanya kalangan muda, tetapi generasi sebelum-sebelumnyapun menyukai dan menjadikan olah raga ini sebagai refreshing di kala senggang.

Berpetualang dengan motor trail bersama TRABAS

Berbagai jenias medan yang mengundang adrenaline

Sebut para pendiri atau senior Trabas seperti mantan pembalap nasional Frans Tanujaya (angkatan Nol) yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Harian TRABAS periode 2004 – 2006, berdampingan dengan H. Fachrul Sarman yang baru terpilih sebagai Ketua IMI Jabar menyempatkan diri untuk hadir di acara ini.

Om Frans Tanujaya (kiri) mantan pembalap nasional yang juga anggota TRABAS
 dan Ketua Umum IMI Jabar terpilih H. Fachrul Sarman (kanan)

Adalah Uhi ”The Legend” Herlia, yang telah merambah ke penjuru Timur Indonesia hingga yang ke-7 kalinya pada tahun 2016 bersama pasangan adventure sejatinya Colin Williams, bule asal Manchester, Inggris yang juga adalah anggota Trabas angkatan Nol. Petualangan mereka menjelalajah Indonesia Timur  selama 30 hari di tahun 2016 akan saya ceritakan secara bersambung, sabar yaaaaaa........

Uhi Herlia dan pasangan adventure sejatinya, Colin Williams dari Inggris dan satu-satunya bule anggota TRABAS

Yang muda yang belia tapi tidak kalah prestasi adalah Fahmi Ahmad Fauzi atau dipanggil Ammy. Berbagai kejuaraan enduro dibabat habis naik podium. Prestasi yang terakhir di 2016 FIM Asia Supermoto Championship di Malaysia.... Wow..... J

Ammy, podium di 2016 FIM Asia Supermoto Championship di Malaysia

Kembali ke calon Ketua Umum yang akan maju, adalah Dana “Ranca” Supriatna dari angkatan Nol dan Eddy Jalus dari angkatan Petir Puntang. Mempunyai latar profesi yang berbeda, Dana adalah sebagai anggota kepolisian aktif dan Eddy berlatar sebagai seorang akademisi.
Keduanya telah menyampaikan visi dan misi di Sekretariat TRABAS (17/01, 2017) yang menyatakan siap membenahi organisasi , memperluas jaringan, hingga mengarahkan TRABAS yang memiliki visi sebagai naungan dan menjadi model bagi club-club adventure roda dua di Indonesia.

Sesi tanya jawab antara calon Ketum Dana Supriatna dan Eddy Jalur di Muber TRABAS 2017

Organisasi ini telah mempunyai 9 angkatan, lahir dari kegiatan Diklat sejak 2006. Diawali oleh angkatan perintis atau angkatan Nol (1995), disusul angkatan Oray Kadut, Rawa Langit, Kawah Bentang, Careuh Bulan, Petir Puntang, Gerhana Puntang, Bentang Pangparang dan angkatan termuda Rawa Munding.

Angkatan VI 2011 yang juga angkatan saya dan nomor punggung 380 berasal

Selain itu, TRABAS telah terdaftar dan dilindungin Hak Cipta Kementrian Hukum & Hak Asazi Manusia RI No. 043364 tertanggal 30 Juli 2009. Penggunaan logo atau aktribut TRABAS harus seizin yang empunya tentunya J

Berikut adalah profile Ketua Umum dan Ketua Harian TRABAS mulai periode 1995 – 2017
1.   Mochamad Iwan “Ableh” Sumekar (Angkatan Nol - 045)
Dewan Pendiri & Ketua Umum TRABAS Pertama periode 1995 – 2002
2.   Budiman “Kuncen” Setiono (Angkatan Nol – 012)
Ketua Umum TRABAS ke-2 periode 2002 – 2004
Dudi “Dewa” Sukandar (Angkatan Nol – 032)
Ketua Harian TRABAS mendampingi Ketum
3.   Edi Wijaya (Angkatan Nol – 002)
Ketua Umum TRABAS ke-3 periode 2004 – 2006
Frans Tanujaya (Angkatan Nol – 018)
Ketua Harian TRABAS mendampingi Ketum
4.   Mohamad Mochajan (Angkatan Nol – 022)
Ketua Dewan Pembina
Ketua Umum TRABAS ke-4 periode 2006 – 2008
Anton Ramdani (Angkatan Nol – 110)
Ketua Harian TRABAS mendampingi Ketum
5.   Ade Swara (Angkatan Nol – 043)
Ketua Umum TRABAS ke-5 periode 2008 – 2010
Deddy “Dogel” Adisudharma (Angkatan OK – 12)
Ketua Harian TRABAS mendampingi Ketum
6.   Deddy “Dogel” Adisudharma (Angkatan OK – 12)
Ketua Umum TRABAS ke-6 periode 2010 – 2012
Sumaryana “Mfew” (Angakatan OK – 60)
Ketua Harian TRABAS mendampingi Ketum
7.   Yayan Tirtariyana (angkatan Nol – 208)
Ketua Umum TRABAS ke-6 periode 2012 – 2014
Jerry “Snake” Sigit (Angkatan Nol – 099)
Ketua Harian TRABAS mendampingi Ketum
8.   Asaf Pieterz (Angkatan OK – 08)
Ketua Umum TRABAS ke-6 periode 2014 – 2017
Agus “Abah” Mulayana (Angkatan OK – 15)
Ketua Harian TRABAS mendampingi Ketua


Beberapa rekaman kegiatan pemungutan suara

Menyanyikan lagu Indonesia Raya dipimpin oleh Icha (angkatan RM)

Menyanyikan lagu Mars Trabas ciptaan Tohom Sitompul, lirik oleh Moh Mochajan.
 Dibawakan oleh Devi Darmawan (angkatan Nol) diikuti seluruh peserta Mubes

Mubes Trabas 2017 resmi dubuka, ditandai dengan suara knalpot motor TS yang dinyalakan oleh Ketua IMI Jabar

Penyerahan cindera mata kepada Ketum IMI Jabar oleh Ketua Dewan Pembina Moh Mochajan dan Ketum Asaf Pieterz 

          
                                        

Kiri, Asaf Pieterz Ketum terdahulu. Tengah, Colin Williams, Manchaster. Kanan, usai melaksanakan hak pilih


Penghitungan suara setelah pemilihan
So, dengan sejarah dan pengalaman yang lumayan panjang, TRABAS telah diakui sebagai club pioner di Indonesia yang menginspirasi banyak club-club yang bermunculan setelahnya, dan selalu mendapat penghargaan dari IMI Jabar sebagai club terbaik setiap tahun. Tanpa kalian, tidak akan pernah ada kami sebagai angkatan muda.....

BRAVO TRABAS
VIVA TRABAS


Cerita bagaimana club ini mulai terbentuk akan menjadi artikel edisi khusus dan youtube chanel selanjutnya. Seruuuu dan lucu pastinya....... 
6:28 PM | 0 comments | Read More

Menembus Kabut Gunung Sumbul, Jalur Favorite Para Offroader Jawa Barat (Day 2) Kisah Kasih Tak Sampai dan Kisah Daleman + youtube

Written By jenni jean on Tuesday, February 7, 2017 | 1:18 AM

Menembus Kabut  Gunung Sumbul, Jalur Favorite Para Offroader Jawa Barat (Day 2)



Suasana perjalanan tonton deh di bawah ini.... 



Subscribe dan like bisa langsung nonton di youtube ya ya ya :D :D



DAY 2 – Kisah Kasih Tak Sampai dan Kisah Daleman

Sarapan pilihan nurani

Matahari telah sepenggalah tingginya, saya lebih memilih sarapan nasi, sambal dan gorengan daripada yang lainnya. Teh panas tawar menemani, menghangatkan tenggorokan. Nikmat........




Setelah semalam baru bisa merem jam 3 pagi, hari ini diputuskan rute offroad yang semula menuju Pantai Ranca Buaya, dipersingkat menjadi ke Pantai di Sindangbarang, Kab. Cianjur.  Mengingat, menimbang dan seterusnya  jalur menuju Ranca Buaya yang diinfokan sangat  tidak bersahabat dan juga kondisi sebagian teman-teman yang cukup mengharukan  :D :D

Beberapa kendaraan mengalami trouble yang tentunya tidak bisa dipaksakan untuk terus dipacu.
Ngga jadi deh bakar ikan di Ranca Buaya hehehehhee.... Tapi tidak mengurangi keasikan selama 2 hari perjalanan.

Melalui sungai, tidak disia-siakan untuk membersihkan diri dan tunggangan setelah semalam mandi lumpur

Salah satu tips buat  teman-teman yang suka ber-adventure ria menggunakan motor trail, usahakan selalu bawa sendiri daleman ya, apalagi jika long trip. Masalahnya, di daerah-daerah biasanya tidak tersedia daleman dengan ukuran 100/100-18 belakang dan 80/100-21 depan.
Hahahahahaaa iyalah ban dalem...... Kalau daleman yang itu sih urusan ndiri aje.... :D :D

Terusin yang tadi, kalau hanya bocor sedikit bisalah ditambal, walaupun........ kejadian nyata nih, ada beberapa tukang tambal menolak bahkan tidak bisa membuka ban trail untuk ditambal.
Masaaa..... ? Iya beneran..... saya sering alamin hal  itu, apalagi di luar Pulau Jawa. Apalagi kalau sobek, biasanya dibagian pentil, ya kudu diganti. So, penting bawa daleman tuh gaes......

Daleman sebaiknya selalu sedia, karena jarang sekali tukang tambal ban menyediakan daleman ukuran ban trail

Setelah puas berfoto dan berselfie ria di pantai, waktunya balik kanan, go home.....


Me.......standing dan terbang......
Pantai di Sindangbarang, Kab. Cianjur, Jawa Barat


TRAVIC INDONESIA, Kumpulan pencinta dan pengguna trail Viar Cross X

Oleh-oleh foto-foto cantik di pantai dan air terjun bersama teman-teman TRAVIC sungguh menyenangkan.


Ngeliatinnya gitu amat, Broo......... Ngantri dong aahh :D


Istirahat di air terjun menjelang sore, perjalanan pulang ke Bandung

Satu lagi, saya bersama rombongan kembali ke Bandung melewati Ciwidey, jangan pernah lupakan untuk mencoba dan membeli oleh-oleh khas daerah dingin, Bandrek Abah.....! Bandrek paling enak yang pernah saya coba, ngga becanda nih, cius..... Jahenya nendang...... !


Salah satu warung penjual Bandrek Abeh.... Kabut tebal menyelimuti hari, tampak seperti sore

Yuk, pulang dulu...... Ketemu di adventure offroad di lain tempat, lain waktu dan lain oleh-oleh


1:18 AM | 0 comments | Read More

Menembus Kabut Gunung Sumbul, Jalur Favorite Para Offroader Jawa Barat (Day 1) Perjalanan Panjang dan Makam Batu Keramat Gunung Kudang + youtube

Written By jenni jean on Sunday, February 5, 2017 | 8:50 AM


Menembus Kabut Gunung Sumbul, Jalur Favorite Para Offroader Jawa Barat (Day 1)


Video perjalanan bersama TRAVIC Indonesia
Subscribe and like yaaa.....





DAY 1 – Perjalanan Panjang dan Makam Batu Keramat Gunung Kudang


Hari Sabtu dan Minggu lalu (28,29/01/2017), kamu lagi pada ngapain.... ?
Yang pasti, sekumpulan para pemuda yang gagah berani membulatkan tekad untuk rame-rame menuju pantai Ranca Buaya, Jawa Barat. Saya mah sebagai satu-satunya Neng Geulis (sebutan dalam bahasa Sunda untuk wanita), ngikut ajalah hehehehe......
Sekilas mengenai pantai Ranca Buaya, karena namanya mengundang konotasi yang berbeda buat pembacanya
Kalo yang belum apa-apa udah ngerasa ada kesamaan atau keterikatan, ngga usah baca lagi dah keterangannya hahahahaha..... tau sama tau ajaaaa :D Ngga usah dibahas lagi..... :D

Ranca, dalam bahasa Sunda berarti rawa / daerah yang berair diam. Sedangkan buaya adalah ya buaya, dalam arti kata yang sebenarnya adalah hewan yang bernama buaya. Hipotesisnya Ranca Buaya adalah “rawa tempat buaya”



Diawali Sabtu yang sejuk, TRAVIC Indonesia (Trail Adventure Viar Cross) yang terdiri dari para pengguna motor trail VIAR berkumpul di alun-alun Soreang, Jawa Barat. Raungan 40 knalpot merobek udara pagi itu, menarik perhatian masyarakat yang sedang berada di sana.... Gayalah pokoknya....


Berkumpul di alun-alun Soreang, Kabupaten Bandung - Jawa Barat



Perjalanan dimulai dengan doa oleh Ketua Umum TRAVIC


Mulai dengan pengarahan dari Ketua Umum TRAVIC Indonesia, Odie, dan ditutup dengan doa, perjalanan dimulai onroad menuju Ciwidey. Belokan-belokan tajam dan kabut mengiringi perjalanan sampai di warung Sumbul, warung terakhir sebelum masuk ke dalam jalur offroad.


Menembus dinginnya kabut menuju Gunung Sumbul

Sayang, jalur yang kita rencanakan ternyata sedang digunakan latihan oleh TNI dan tertutup untuk umum selama sebulan. Kecewa ? Iyalaaahhh....

Tapi dari pada berhadapan dengan senapan laras panjang SS atau M16, mendingan cari jalur lain deh.


Akhirnya jalur dialihkan masuknya melalui Kantor Desa Naringgul melalui Bale Gede.... Dari sini penyiksaan sudah dimulai hahahahaha..... Udara yang dingin dan selalu berkabut, ditimpa hujan tiada henti, dengan jalur variasi.... Nah ini dia, mau dibahas satu-satu medan yang dilewati biar bisa ngebayangain ?



Mulai masuk desa Bale Gede nan subur permai

Gini ni ceritanya.....
Mulai masuk jalan desa, batu-batu kecil sebagai landasan jalan. Licin ? Jelas... tapi masih oke. Semakin jauh ke dalam, jalan berubah menjadi jalan tanah setapak. Naik turun dengan belokan tajam. Licin juga ? pasti....


Tarik teruuussss...!!!

Semakin jauh, melalui beberapa rumah dan semakin jarang. Hujan yang terus turun membuat sekumpulan lumpur dimana-mana. Lengketnya jangan tanya. Motor yang terjebak lumpur ngga bakalan cukup diangkat 3 orang. Kaki yang masuk ke dalam lumpur, harus dengan usaha keras baru bisa melanjutkan langkah.







Opa kenapaaa.... kehabisan oksigen...?




Before
  
Rombongan mulai terurai, terbentuk kelompok kecil-kecil untuk memudahkan pertolongan kepada teman-temannya. Tapi kita tetap saling menunggu di titik tertentu. Musibah jatuh dari ketinggian menuju kerendahan (koq rada aneh kedengerannya ya.... ?), kelelahan yang amat sangat, basah nyungsep di sungai dan mandi lumpur menjadi bingkai perjalanan kali ini......

                                                                                                                                                                                                                                                                                                     

                                                                                                                                                           
Menjelang sore, memasuki area sawah bertingkat di desa Banyuasih, pemandangan padi menguning cukup menyejukkan mata. Melepas penat dan menunggu kelompok lain di belakang sambil menikmati irama keroncong dari perut. Ini tantangan tanjakan terakhir sebelum akhirnya kami bisa beristirahat jam 1 malam. Whuaaatt ??!! Hanya 1 tanjakan butuh waktu berjam-jam..... ??
Ya iyalah, nama tanjakannya juga tanjakan seribu heeeee :D

Melintasi sawah di musim panen


Tanjakan tiada ujung


Sekolah desa yang terlalui. Cocok buat yang mau baksos ataupun punya dana CSR

Lewat tengah malam baru bisa beristirahat di kampung yang sampai saat ini saya lupa namanya, hanya terdiri dari beberapa rumah dan 1 warung sederhana. Sementara rombongan belakang, baru besok paginya ketauan ternyata mereka semalam berleha-leha di situs makam batu keramat Gunung Kudang hihihihi...... Pantesan pada pucet tu muka :D
Tapi saya cari di Nyi Google, belum ada literatur Makam Batu Gunung Kudang. Menarik, PR buat perjalanan selanjutnya.

Semalam menjelang subuh disini


Bersambung :  DAY 2 - Kasih Tak Sampai dan Kisah Daleman.....






































8:50 AM | 0 comments | Read More

NYUK NYANG KOKO

Written By jenni jean on Saturday, February 4, 2017 | 1:23 AM

NYUK NYANG KOKO




1:23 AM | 0 comments | Read More

AIR TERJUN PANDAWA 5 CIBAREUBEUY CIATER, WISATA BARU YANG SEDANG POPULER

Written By jenni jean on Friday, January 27, 2017 | 5:23 AM

Hutan Cibeusi
Rabu kemarin, matahari belum lagi terbit, saya sudah memacu motor menuju arah Ciater, Kab. Subang – Jawa Barat. Janjian sama temen-temen mau jogging disana.
Yups..... Ciater tempat berendem air panas itu lho. Sumber mata airnya berasal dari gunung Tangkuban Parahu yang  gunungnya terbentuk konon katanya karena Sangkuriang lagi ngambek.....
Tapi kita bukan mau bahas berendam di air panas atau kenapa Sangkuriang ngambek lho........ :D
Tapi share Curug1) Pandawa 5 Cibareubeuy  yang jadi tempat finish setelah jogging kali ini.

Yang dari luar kota, patokannya bisa wisata air panas Sariater. Dari situ ada pertigaan belok kanan kalo dari arah Bandung, dan belok kiri kalo dari arah sebaliknya. Lanjut sampai ketemu gapura Desa Cibeusi dan jalan terus akan ketemu tulisan parkir Curug Cibareubeuy. Masih bingung..... ? Nanya-nanya deh sama orang sekitaran :D

                                                       Papan nama petujuk arah curug


Perjalanan akan dimulai tepat setelah parkir kendaraan, berjalan menyusuri tembok pembatas selokan kecil menuju hamparan sawah yang membentang. Jangan takut kesasar, karena sepanjang perjalanan membelah sawah menuju Curug, tinggal mengikuti susunan batu sebagai pijakan.

                                                                   Batu menuju curug 

Hari itu, kebetulan semalam turun hujan. Jadi batu bercampur lumpur lumayan licin. Ngga jadi jogging deh, daripada pulang kaki bengkak keseleo. Tapi dengan berjalan, kita jadi bisa menikmati pemandangan, merasakan belaian angin sepoi, mendengarkan burung berkicau dan jajan tentunya :D Beberapa warung tetap buka dihari biasa, menyediakan kopi dan cemilan lainnya. Warung yang saya singgahi nama Warung Batu Kutil :D Kenapa dinamain batu kutil, tanya aja sendiri ya...... biar niat banget jadinya maen ke sana hehehehehe


                                                                     Batu Warung Kutil


                                         Minuman tradisional lahang di Warung Batu Kutil


Perjalanan yang akan ditempuh sekitar 2 jam jalan santai. Ngga akan berasa koq.... Karena banyak aliran sungai yang bening dan bisa cuci muka atau mandi, berenang-renang cantik juga oke....

                                          Sungai bening tempat anak-anak disekitar bermain


Sebelum sampai di tujuan, akan telihat beberapa papan petunjuk yang mengarahkan ke curug lainnya dan juga melewati camping ground. Buat yang mau camping atau juga yang pengen makan siang, tepat di bawah curug Pandawa 5 Cibareubeuy ada warung yang menyediakan liwet dadakan. Yang mau pesen, sambil nunggu liwetnya jadi, bisa sambil foto-foto di air terjun. Waktu ngga akan berasa......

                                                      Curug Pandawa 5 dilihat dari atas

Dari sana buat yang suka narsis berselfie ria, menara adalah tujuan wajib. Tiket masuk hanya rp. 10.000, tapi kalo weekend, waktunya dibatasi 5 menit/orang saking membludaknya pengunjung. Tanpa banyak cerita lagi, ini beberapa foto yang bakal bikin kamu ngiri.....

                                                                       Terjun Payung


                                                          Berjalan di Jembatan langit

                                                        Ayunan diatas puncak pohon











5:23 AM | 0 comments | Read More